[10DaysKF] Day-9: Surat untuk Seseorang



Hamparan bumi Allah, 26 Jan 2017
Untukmu, saudaraku.

Assalamu’alaikum wr. wb.
Teriring salam dan doa, semoga kita semua senantiasa berada dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.

Mohon maaf sebelumnya kalau aku lancang menulis surat ini untukmu, saudaraku. Ini bukan bermaksud menggurui, tapi hanya bentuk keresahan dan kepedulian saja.

Seperti yang kita ketahui bersama, akhir-akhir ini negeri kita mengalami perang pemikiran yang sangat dahsyat. Yang lantas dinyatakan dalam sikap keseharian, terutama melalui media sosial dan dunia maya. Coba tengok, setiap detik perang opini membanjiri status-status yang bermunculan dengan derasnya, seperti hujan bulan Desember. Secara umum, yang paling signifikan, membentuk dua kubu.

Sama seperti dirimu, aku juga termasuk pengguna aktif media sosial. Bahkan kita sudah berteman cukup lama, baik di dunia nyata atau dunia maya. Tapi kok rasanya tak percaya, kalau status yang muncul di beranda adalah status yang kamu tulis. Dengan tegas kamu mengungkapkan pemikiran yang seolah mendeskreditkan atau memojokkan agamamu sendiri, dengan dalil-dalil yang dipaksakan agar agama kita terlihat buruk dan penuh luka.

Sungguh, aku tersentak dan tak percaya! Namun, konsistensimu menyuarakan hal serupa membuat aku yakin kalau kamu memang secara sadar melakukannya. Aku tak tahu apa yang sudah terjadi padamu, karena sudah lama kita tak saling bertemu. Bahkan aku tak tahu bagaimana keadaanmu sekarang? Aku selalu berdoa semoga baik-baik saja.

Saudaraku, kenapa kamu melakukan itu? Apa yang melatarbelakangi? Kamu seolah berubah, bukan lagi sosok yang kukenal. Kemana dirimu yang dulu?

Islam adalah agama kita. Agama yang dibawa Rasulullah SAW sebagai rahmatan lil alamin. Agama yang akan menyelamatkan kita di dunia dan akhirat. Tapi kenapa kamu seolah berdiri tegak di barisan orang-orang yang juga membencinya. Seolah turut memusuhi ulama yang justru tengah berjuang membela kehormatan islam. Sungguh, aku tak habis pikir dan tak pernah membayangkan sebelumnya.

Saudaraku, sudah sedemikian tertutupkah hatimu, sehingga tak bisa lagi menangkap cahaya islam yang benderang? Aku hanya ingin mengingatkan, dengan segala cinta yang kumiliki. Renungkanlah, dan tanyalah kembali nuranimu, apakah memang ini jalan yang ingin kau tapaki?

Sedih. Saat ini islam memang sedang disudutkan dengan berbagai fitnah keji. Seolah dicari-cari kesalahannya, dan dikorek-korek kelemahannya. Apapun akan dijadikan senjata oleh para pembenci untuk menyerang. Kebencian yang sudah ditunjukkan dengan terang-terangan, bahkan oleh para petinggi negeri yang juga merupakan umat muslim. Hal itu memang sudah Sunatulloh. Karena sampai kapanpun akan ada orang yang tidak rela islam berjaya.

Tapi yang paling menyedihkan adalah mendapati kenyataan bahwa kamu justru menjadi bagian dari mereka. Menjadi penyambung lidah bahkan pupuk yang turut menyuburkan berbagai fitnah dan tuduhan keji itu. Sadarkah kamu dengan konsekwensi yang akan dihadapi?

Ah, akhirnya aku menyadari bahwa kesedihan ini mungkin sia-sia. Tapi, aku selalu berharap, kamu secepatnya menemukan kembali dirimu yang dulu, yang begitu tulus dan teguh memegang islam sebagai sandaran hidup.

Hidup ini hanya sekali, semoga kita ditunjukkan tempat dimana seharusnya berdiri. Aku tak mau jika akhirnya kita saling menyakiti.

Sekali lagi mohon maaf. Terima kasih.

Wassalam,
Saudaramu
SHARE

Milan Tomic

Hi. I’m Designer of Blog Magic. I’m CEO/Founder of ThemeXpose. I’m Creative Art Director, Web Designer, UI/UX Designer, Interaction Designer, Industrial Designer, Web Developer, Business Enthusiast, StartUp Enthusiast, Speaker, Writer and Photographer. Inspired to make things looks better.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar