STOP VANDALISME!


Bahkan, belum genap satu tahun, deretan huruf yang membentuk kata 'PANGANDARAN' terpasang di Pantai Timur - Pangandaran. Tulisan yang dimaksudkan untuk mempercantik dan mempertegas eksistensinya --seperti halnya di kota-kota besar lain di Indonesia atau dunia-- kini sudah penuh dengan coretan-coretan yang tidak perlu. Miris! Aksi semacam itu merupakan salah satu bentuk vandalisme. 

Apa sih vandalisme?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Vandalisme (n): 1 perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya (keindahan alam dsb); 2 perusakan dan penghancuran secara kasar dan ganas.

Awalnya, sebutan ini diberikan oleh bangsa Romawi Kuno kepada sebuah suku di Jerman, yang memiliki kebiasaan merusak dan menistakan dengan kejam segala karya yang indah dan terpuji. Dalam artian modern, vandalisme adalah segala bentuk perusakan (memecahkan, menghancurkan, mencorat-coret) properti milik pribadi atau umum tanpa adanya konsesi (kerelaan atau persetujuan) dari pemilik properti.
Dan, --maaf-- di Indonesia, kegiatan semacam itu, mudah sekali ditemui. Lihat saja di sudut-sudut kota, dinding-dinding bangunan, pagar pertokoan, bangku sekolah, dan lain-lain.

Kenapa harus merusak?
Banyak faktor yang melatarbelakangi kenapa seseorang memiliki kecenderungan untuk berprilaku vandal. Salah satunya, kebebasan berekspresi yang kebablasan dibidang seni. Di sisi lain, mencorat-coret dinding dapat dikategorikan sebuah seni, yang disebut grafiti (grafitty). Tentu syarat dan ketentuan berlaku. Seperti yang dapat kita lihat di sepanjang Jalan Siliwangi - Bandung dan beberapa tempat lainnya. Meski corat-coret, tapi di tempat-tempat tersebut, bisa kita nikmati sebagai sebuah keindahan. 

Penyebab lainnya, karena ingin terkenal dan butuh perhatian. Lihat saja, sebagian besar kata-kata yang ditorehkan pelaku vandal, adalah nama orang, bisa namanya sendiri, kekasihnya, atau kelompoknya, ditambah dengan kata-kata lain yang mengikuti. Seperti 'Anu was here' atau 'Kumbang chayank Bunga chelamanyya' atau 'Gank Burut is the best' dan sejenisnya. Gak penting banget, kan?

Kurangnya tindakan dari pemerintahan terkait juga menjadikan semakin maraknya perilaku vandal. Dan yang paling mendasar adalah minimnya kesadaran, juga sense of belonging (rasa memiliki) dari  pelaku membuat vandalisme menjadi semakin sulit dikendalikan.

Stop Vandalisme! Karena bener-bener gak keren!
Mungkin kita masih ingat kejadian yang bikin geger dari sekelompok orang yang tidak bertanggungjawab, yang melakukan corat-coret di Gunung Fuji, Jepang. Coretan di atas batu ini bertuliskan 'KLA-X INDONESIA' (baca; Klaten, Indonesia). Tentu saja kejadian tersebut sangat memalukan, dan mencoreng nama Indonesia, padahal pemerintahan Jepang baru saja menyepakati rencana bebas visa bagi Warga Negara Indonesia. Kita tahu, Jepang memiliki disiplin tinggi, termasuk dalam urusan kebersihan. Aksi iseng tersebut, dianggap mengotori lingkungan dan mengganggu, karena gunung dan sungai merupakan bagian alam yang dianggap sakral dan mulia di Jepang. Semoga tidak terulang.

Indonesia telah dianugrahi alam yang begitu jelita, hampir di setiap daerah memiliki destinasi wisata yang indah dan eksotis. Siapapun boleh menikmatinya, karena memang salah satu kebutuhan manusia adalah rekreasi. Namun, ketika berkunjung ke suatu daerah, hendaknya kita turut menjaga, dengan tidak melakukan hal-hal yang bersifat merusak, apapun bentuknya. Pemerintah dan pengelola sudah bersusah payah menyediakan fasilitas/keindahan untuk pengunjung, agar lebih betah dan nyaman. Jangan justru pengunjunglah yang merusaknya.






So, yuk tinggalkan perilaku vandal, karena benar-benar gak keren!

SHARE

Milan Tomic

Hi. I’m Designer of Blog Magic. I’m CEO/Founder of ThemeXpose. I’m Creative Art Director, Web Designer, UI/UX Designer, Interaction Designer, Industrial Designer, Web Developer, Business Enthusiast, StartUp Enthusiast, Speaker, Writer and Photographer. Inspired to make things looks better.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar