SINOPSIS
Entah sejak kapan panah
cinta ini menancap di jantungku, Ri. Persahabatan kita yang begitu indah telah
mengubah pandanganku kepadamu, bukan lagi hanya sekedar sahabat, tapi ingin
memilikimu lebih dari itu.
Namun, Syanne, adik
kelas kita lebih memesonamu. Hatiku sakit, saat dengan polosnya kamu
mengatakan, kamu mulai menyukainya. Bahkan bukan hanya itu, aku harus repot dan
terlibat dalam proses pdkt-mu dengan Syanne, dari mencari nomor kontak dan
akunnya, membeli kado untuk ulang tahunnya, dan mencari aksesoris kesukaannya.
Aku tidak mengerti, kenapa aku mau melakukan semua itu, yang sejujurnya sangat
menyakitkan. Satu-satunya alasan, mungkin aku tidak mau melihatmu kecewa, Ri.
Buatku, kebahagiaanmu lebih dari segalanya.
Semua berubah saat kamu
sudah jadian dengan Syanne. Kamu jadi sering berbohong, dan menjauhiku. Kamu
seolah menutup rapat akses untuk orang lain. Dalam duniamu hanya ada kamu dan
Syanne. Bahkan, kamu tega tidak hadir dalam pagelaran sendratari yang
diselenggarakan sanggar tempatku latihan nari. Padahal, kamu tahu, betapa
pentingnya acara itu buatku. Acara yang megah dan istimewa, dimana aku terpilih
menjadi penari utama, seperti yang aku cita-citakan, dan selalu kamu dukung.
Kenyataan ini membuatku
berpikir, bahwa aku sudah tidak penting lagi bagimu, dan mungkin sudah tidak
ada dalam hidupmu. Maafkan aku, Ri. Aku harus melupakanmu, membuang semua rasa
cinta ini padamu, dan mengubur semua kenangan bersamamu.
Perang dingin tak bisa
kita hindari, jarak yang terbentang semakin lebar, tembok yang berdiri semakin
tinggi. Tak ada lagi komunikasi bahkan kita jadi saling menghindar untuk tidak
bertemu satu sama lain. Kamu senang, Ri?. Kamu puas?.
Jangan salahkan aku,
kalau aku tidak pamit sama kamu, karena akan melanjutkan kuliah ke Belanda, seperti
cita-citaku. Aku yakin, kamu pun tak akan peduli. Namun betapa kagetnya aku,
begitu menunggu di ruang tunggu bandara, kamu hadir untuk mengucapkan selamat
jalan. Dan kamu pun bercerita, perihal hubunganmu dengan Syanne yang terpaksa
harus kandas dan berakhir.
Apakah ini berarti kamu
telah kembali dalam hidupku?. Maafkan aku, Ri, aku tetap harus pergi, bye...
***
Untuk mengikuti ceritanya klik:
http://www.storial.co/book/lovari-1-gerimis-di-hatimu
Selamat membaca, hatur nuhuunnn....
0 komentar:
Posting Komentar